Nih Wayang Kulit
Wayang Kulit
Wayang adalah pertunjukan drama tradisionil yang populer sekali di Indonesia. Lakon wayang biasanya berdasarkan cerita yang diambil dari epik Ramayana dan Mahabharata. Kedua epik ini asalnya dari India, tapi ceritanya sudah diubah orang Jawa dulu. Ada lakon lagi yang berdasarkan cerita Indonesia lama seperti cerita Kala Rau dan cerita Panji.
Di pulau Jawa dan Bali ada beberapa macam wayang. Yang paling terkenal adalah wayang kulit yang dimainkan dengan boneka wayang yang dibuat dari kulit. Boneka wayang yang dibuat dari kayu dipakai dalam pertunjukan wayang golek dan wayang klitik. Hanya wayang kulit yang biasanya dimainkan pada malam hari, kalau sudah gelap. Di belakang sebuah kelir, lampu dipasang. Orang yang menonton pertunjukan wayang kulit duduk di depan kelir. Mereka hanya bisa melihat bayangan boneka wayang. Satu pertunjukan wayang bisa makan waktu lama, sampai sembilan jam.
Sebuah pertunjukan wayang dimainkan oleh Ki Dalang, artinya tukang cerita. Dia selalu duduk di belakang kelir sedang memainkan wayang. Ki Dalang penting sekali karena dia yang memainkan semua boneka wayang dan menyuarakan teks mereka. Dia juga yang bernyanyi dan yang memimpin gamelan wayang.
Dalam satu set wayang ada beberapa ratus watak; ada yang baik, ada yang jahat. Yang baik selalu dimainkan di sebelah kanan dalang, dan yang jahat dimainkan di sebelah kiri dalang. Boneka wayang yang tidak dipakai dipasang di sebuah batang pohon pisang yang ada di depan Ki dalang. Di antara watak wayang yang terkenal adalah lima saudara Pandawa; nama mereka Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka tokoh cerita Mahabharata yang menceritakan perang saudara.
Alat musik yang paling penting dalam gamelan wayang adalah alat pukul yang namanya gender. Musik yang dimainkan berubah mengikuti cerita. Ki Dalang pakai pemukul kayu (cempala) dan kotak kayu besar, yang biasanya dipakai untuk menyimpan semua watak wayang, untuk memberitahu kepada pemain gamelan, musik macam apa yang harus dimainkan.
Asal Usul Wayang
Ditinjau dari sejarah yang ada, asal usul wayang dianggap telah hadir semenjak 1500 tahun sebelum Masehi. Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam upacara-upacara adat Jawa.
Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke 2 Masehi.
Perkembangan wayang terus terjadi. Cerita-cerita yang dimainkan pun kian berkembang. Adapun masuknya agama Hindu di Indonesia pun telah menambah khasanah kisah-kisah yang dimainkan dalam pertunjukan wayang. Kisah Mahabrata dan Ramayana merupakan 2 contoh kisah yang menjadi favorit pada zaman Hindu Budha di masa itu. Kedua epik ini dinilai lebih menarik dan memiliki kesinambungan cerita yang unik sehingga pada abad ke X hingga XV Masehi, kedua kisah inilah justru yang menjadi cerita utama dalam setiap pertunjukan wayang.
Kesukaan masyarakat Jawa pada seni pertunjukan wayang pada masa tersebut juga berpengaruh terhadap proses penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga misalnya, ketika beliau berdakwah, beliau akan menggelar pertunjukan wayang dan memainkannya untuk mengundang banyak orang datang. Dalam pertunjukan itu, beliau menyisipkan pesan moril dan dakwah islam secara perlahan agar masyarakat yang mayoritas masih memeluk Hindu dan Budha itu tertarik untuk mengetahui Islam lebih dalam.
Sumber: dari berbagai blok wayang kulit
Trimakasih atas kunjungan anda semoga dapat menambah wawasan anda