Nih Materi Aswaja Kelas 9
MATERI ASWAJA KELAS 9
BAB I
SEJARAH TIMBULNYA FIRQOH - FIRQOH DALAM ISLAM
Setelah rosululloh wafat, kepemimpinan umat Islam dipegang oleh khulafaurrosyidin, yaitu :
1. Abu Bakar Assidiq
2. Umar bin Khottob
3. Usman bin Affan
4. Ali bin Abi Tholib
Ketika kholifah Usman bin affan wafat terjadilah terjadilah penuntutan atas tebunuhnya Usman bin Affan oleh Muawiyah bin Abi Shofyan sehingga terjadilah perang siffin. Dalam perang siffin semula muawiyah hampir kalah kemudian atas usul ‘Amr bin Ash diadakanlah gencatan senjata yang terkenal dengan nama tahkim disebuah tempat bernama Daumatul Jandal. Pihak Ali diwakili oleh abu musa al asyari. Dalam perundingan tersebut pihak Ali ditipu dan ahirnya kalah sehingga Ali bin Abi Tholib turun dari jabatan Kholifah sehingga dalam barisan Ali terjadi perpecahan, kelompok yang setuju dengan gencatan senjata disebut SYI’AH dan kelompok yang menolaknya disebut KHOWARIJ.
Secara umum timbulnya firqoh (golongan/perpecahan) dalam islam disebabkan oleh :
1. Fanatik kesukuan dan ke araban
2. Perebutan jabatan khilafah
3. Hubungan umat Islam dengan pemeluk agama lain
4. Penerjemahan buku-buku filsafat Yunani
5. Membicarakan hal-hal yang rumit rumit
6. Adanya penafsiran ayat-ayat mutasyabbihat (ayat yang samar maknanya)
BAB II
TOKOH – TOKOH DAN AJARAN – AJARAN
FIRQOH DALAM ISLAM
1. Khowarij
Golongan Khowarij pafa awalnya adalah pengikut Ali bin Abi Tholib yang tidak setuju dengan adanya tahkim dan menyatakan keluar dari barisan Ali lalu merekaa berkumpul disebuah tempat bernama Harura dan mengangkat pemimpin yang bernama Abdulloh bin Abdul Wahab Arrosyabi.
Ajaran ajaran khowarij
a. Pelaku dosa besar adalah kafir
b. Selain orang khowarij boleh diperangi
c. Orang yang berbuat baik wajib masuk surge
d. Al Quran adalah makhluk
e. Manusia bebas menentukan perbuatannya tanpa campur tangan Allah
f. Memalingkan makna ayat mutasyabbihaat
g. Orang yang tidak mengerjakan rukun islam adalah kafir
2. Syi’ah
Syiah adalah para pengikut Ali bin Abi Tholib secara membabi buta.
Golongan syiah kemudian pecah menjadi beberapa golangan antara lain :
a. Syiah zaidiyah
b. Syiah Imamiyah
c. Syiah Ismailiyah
Ajaran-ajaran Syiah
a. Pengganti Rosululloh adalah Ali bin Abi Tholib
b. Jabatan pengganti Nabi SAW bergelar Imam
c. Para imam mendapat wahyu
d. Tidak menerima ijmak dan qiyas
3. Jabariyah
Tokohnya :
a. Ja’d bin Dirham
b. Jaham bin Shofwan
Ajaran – ajaran jabariyah
1. Semua perbuatan manusia ditentukan Allah
2. Surga dan neraka adalah kekal
3. Iman hanya membenarkan dalam hati
4. Kalam Allah adalah makhluk
5. Allah tidak dapat dilihat disurga
4. Qodariyah
Qadariyah pertama sekali dimunculkan oleh Ma’bad Al-jauhani dan Ghailan Ad-Dimasyqy. Ma’bad adalah seorang tabi’i yang dapat dipercaya dan pernah berguru pada Hasan Al-basri. Adapun Ghailan adalah seorang orator berasal dari damaskus dan ayahnya menjadi maula usman bin Affan.
Ajaran – ajaran Qodariyah
1. Manusia bebas menentukan perbuatannya sendiri
2. Perbuatan baik berhak mendapat pahala
3. Takdir hanyalah ketentuan Allah sejak zaman azali
5. Muktazilah
Tokoh-tokoh aliran mu’tazilah
1. Washil bin atha’
Pokok-pokok pikiran teologis washil bin Atha’ dapat disimpulkan kepada tiga hal yang penting diantaranya : a) tentang seorang muslim yang melakukan dosa besar.b) kekuasaan berbuat atau berkehendak bagi manusia (Free will) c) tentang sifat tuhan.
2. Abu Huzail Al-Allaf
Beliau merupakan generasi kedua dari aliran mu’tazilah yang menyusun dasar-dasar faham mu’tazilah yang lima (At-Tauhid, Al-‘Adl, Al-Wa’d Wa-Al-Wai’d, Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain, Amar Makruf dan Nahi munkar).
3. Al-Nazzam
4. Al-Jubba’i
Pokok-Pokok ajaran mu’tazilah
1) At-Tauhid (Keesaan allah)
a) Menafikan sifat-sifat allah.
b) Al-Qur’an adalah makhluk.
c) Allah tidak dapat dilihat dengan mata.
d) Berbeda dengan makhluknya (Mukhalafatuhu lilhawadist)
2) Al-‘Adl (keadilan tuhan)
jika manusia melakukan kejahatan, berarti manusia itu sendirilah yang menghendaki hal tersebut
3) Al-Wa’d Wa-Al-Wai’d (Janji baik dan ancaman)
Dalam hal ini allah menjanjikan akan memberikan pahala kepada orang yang berbuat baik dan akan menyiksa kepada orang yang berbuat jahat.
4) Al-Manzilah Bain Al-Manzilatain (Tempat di antara dua tempat)
5) Amar Makruf dan Nahi munkar.
.
5. Wahabiyah
Tokohnya adalah Muhammad bin Abdul Wahab
Pokok-pokok ajaran wahabi :
1. Menyembah kepada selain Allah adalah syirik
2. Mengunjugi kuburan oerang sholeh adalah syirik
3. Berdoa dengan wasilah adalah syirik
4. Menggunakan takwil dalam menafsirkan alquran adalah kafir
5. Dll.
Hal – hal yang dianggab bid’ah oleh wahabi
1. Dzikir secara bersama-sama
2. Tawassul
3. Membangun kuburan
4. Ziarah kubur
5. Perempuan ikut mengiringi jenazah
BAB III
PERBEDAAN AJARAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DENGAN AJARAN– AJARAN FIRQOH LAIN
Ahlussunnah Wal Jama’ah terdiri dari tiga kata yaitu ; Ahlun , As Sunah dan Al Jama’ah. Kata (Ahlun) berarti keluarga, golongan atau pengikut. Kata (As Sunnah) berarti Sabda, perbuatan dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan kata (Al Jama’ah) berarti kumpulan atau kelompok para Sahabat Nabi SAW (Jamaatus Shohabat).
Dari pengertian ketiga kata tersebut, maka yang dimaksud Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah kelompok (golongan) yang selalu berpegang teguh pada sunnah Rosul dan thoriqohnya Sahabat nabi yang tercermin dari semua aspek kehidupan yang meliputi : i’tiqod diniyah, amal badaniyyah dan akhlaq qolbiyah.
Sebenarnya istilah Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai ajaran sudah dikenal dan ada sejak Nabi Muhammad SAW.
Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) dalam bentuk Firqoh ini, muncul sekitar periode 300 Hijriyah yang dipelopori oleh Syekh Abu Hasan al Asy’ari yang mengikuti madzab imam Syafi’i dan Syekh Abu Mansur al Maturidi yang mengikuti madzab Imam abu Hanifah.
Ajaran-ajaran Aswaja
Seseorang atau golongan bisa disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah jika :
a. Dalam Aqidah mengikuti / selaras dengan teologi Al As’ari dan Al Maturidi.
b. Dalam Furu’ (Fiqh) mengikuti salah satu imam madzab 4 (Imam Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali).
c. Dalam bidang Ahlaq (Tasawuf) selaras dengan ajaran Imam Al Gozali dan al Junaidi al Bagdadi.
Di antara ajaran (akidah) Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah :
1. Meyakini Wujudnya Allah.
2. Meyakini bahwa Allah Maha Esa (baik dzat, sifat maupun perbuatannya).
3. Meyakini terhadap sifat-sifat Allah (sifat wajib 20, sifat mustahil 20, sifat jaiz 1).
4. Meyakini kehudusan ( baru datangnya ) alam semesta.
5. Meyakini tentang keadilan dan hikmah Allah swt.
6. Meyakini tidak ada kemiripan ( keserupaan ) Allah dengan apapun.
7. Meyakini bahwa Allah dapat dilihat di Akhirat ( Surga ), dengan mata kepala secara langsung, namun tidak diketahui caranya ( bila kaifin ).
8. Allah tidak wajib berbuat baik pada Makluk.
9. Allah adalah pencipta jagat raya ini, yang punya kehendak mutlak untuk melakukan apa saja pada mahluknya, tanpa ada keterpaksaan.
10. Meyakini kenabiyan dan kerasulan Nabi Muhammad SAW.
11. Meyakini bahwa diutusnya Nabi Muhammad SAW, untuk semua umat (Kaffah).
12. Meyakini kebenaran semua perkara yang dibawa Rosul diantaranya ; Surga, Neraka, Wot Sirothol Mustaqim, Ars, kursi, Telaga Kausar, Bangkit dari kubur dan lain-lain.
13. Meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir, yang tidak akan mungkin ada Nabi setelahnya ( La Nabiya Ba’dahu ).
14. Meyakini bahwa Syareatnya Nabi Muhammad SAW akan langgeng sampai hari kiyamat tiba.
15. Meyakini bahwa orang Mu’min ketika melakukan dosa besar dan meninggal sebelum bertaubat, maka urusannya diserahkan pada Allah, mungkin diampuni atau akan disiksa dan dimasukkan ke neraka, namun ia tidak kekal di neraka. Dan ia termasuk golongan Orang Mu’min yang melakukan ma’siyat ( Mu’min Al Ashi).
16. Meyakini bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah yang Qodim (dahulu tanpa permulaan ).
17. Meyakini bahwa Al Qur’an dan Al Hadist harus didahulukan ( diatas ) akal manusia dan bukan sebaliknya.
18. Perbuatan manusia pada hakekatnya telah ditakdirkan Allah, akan tetapi manusia diwajibkan melakukan ihtiyar memilih hal yang baik sebab dirinya telah diberi fasilitas akal.
19. Meyakini bahwa hari kiyamat ( hancurnya jagat raya ) pasti akan terjadi.
20. Meyakini bahwa anak kecil yang meninggal dunia sebelum usia balig meski anak orang kafir akan masuk surga.
BAB IV
SUNNAH DAN BID’AH
Sunnah menurut bahasa artinya jalan yang lurus. Adapun menurut istilah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan.
Adapu arti bidah menurut bahasa artinya sesuatu yang pertama kal ada. Sedangkan arti bidah menurut istilah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak dikenal pada masa Nabi Muhammad SAW.
BAB V
MACAM-MACAM BIDAH
Menurut Ibnu Abi Salam bidah dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
1. Bidah Wajibah seperti mempelajari ilmu nahwu, tajwid dll.
2. Muharomah yaitu bidah yang diharamkan oleh syara’
3. Mandubah sholat tarowih berjamaah, mendirikan madrasah, TPQ,dll.
4. Makruhah seperti menghias masjid
5. Mubahah seperti berjabat tangan setelah sholat berjamaah, makan yang lezat,dll.
Bidah dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1. Bid’ah hasanah yaitu bid’ah yang tidak bertentangan dengan Islam
2. Bid’ah sayyiah yaitu bid’ah yang bertentangan dengan syariat Islam
Amalan orang NU yang dituduhkan bidah ternyata setelah dikaji oleh para ulama ternyata bukan bidah seperti tahlilan, dibaan, tawassul.
BAB VI
UKHUWAH NAHDLIYAH
Menurut bahasa ukhuwah berarti persaudaraan. Ukhuwah nahdliyah adalah konsep persaudaraan yang dikembangkan menurut persepektif NU.
Munculnya ukhuwah disebabkan adanya persamaan :
a. Agama
b. Wawasan
c. Pengalaman
d. Kepentingan
e. Tempat tinggal
Ukhuwah nahdliyah dijabarkan menjadi 3 yaitu :
1. Ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan yang tumbuh dan berkembang karena kesamaan agama.
2. Ukhuwah Wathoniyah yaitu persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Ukhuwah insaniyah/basyariyah yaitu persaudaraan yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan yang bersifat universal
BAB VII
PENERAPAN UKHUWAH NAHDLIYAH
Sikap dasar yang memepengaruhi ukhuwah adalah
1. Attaaruf (saling mengenal)
2. Attasamuh ( tenggang rasa)
3. Attawun (tolong menolong)
4. Attarohum ( saling menyayangi)
5. Attadlomun ( saling mendukung)
Sedangkan silap yang mengganggu ukhuwah adalah :
1. Assakhriyah (menghina)
2. Allamz ( mencela)
3. Su’udzon ( buruk sangka)
4. Alghibah ( mencemarkan nama baik)
5. Attajassus ( curiga)
6. Attakabur ( sombong)
BAB VIII
HADIAH PAHALA UNTUK ORANG YANG SUDAH MENINGGAL
Para ulama ahlussunnah sepakat bahwa orang yang sudah meninggal dapat memperoleh manfaat dari semua kebaikan orang yang masih hidup. Allah berfirman surat al Hasyr : 10
وَالَّذِينَ جَاؤُو مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ
Dan mereka yang dating dibelakang mereka selalu berdoa ya tuhan kami ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman mendahului kami.
Akan tetapi mereka berbeda pendapat tentang sampainya bacaan alquran kepada orang yang meninggal dunia dan menurut jumhur ulama selain imam syafii bacaan al quran itu sampai sampai keda orang yang sudah meninggal dunia.
BAB IX
PENGERTIAN DAN HIKMAH SELAMATAN UNTUK MAYIT
Imam Thowus berkata : seorang yang meninggal dunia akan mendapat ujian dar Alloh dalam kuburnya selama 7 hari. Untuk itu sebaiknya keluarnya yang masih hidup mendadakan ja,uam makan untuknya selama hari-hari tersebut.
Menurut imam nawawi selaman untuk mayyit itu adat saja sedangkan menurut imam suyuti hukumnya sunnah.
Hikmah selamatam nuntuk mayyit :
a. Menghibur keluarga yang ditinggal
b. Berkirim doa
c. Sebagai forum silaturrohmi
d. Memperkokoh ukhuwah
e. Mengambil I”tibar ( pelajaran) bahwa semua orang akan mati
f. Billa diadakan pengajian maka akan bernilai dakwah
BAB X
TAWASSUL
Tawassul adalah berdoa kepada Allah melalui suatu perantara, baik perantara tersebut berupa amal baik kita ataupun melalui orang sholeh yang kita anggap mempunyai posisi lebih dekat kepada Allah.
Dalil-Dalil Tentang Tawassul
1. Allah SWT berfirman dalam surat Almaidah, 35 :
ياأيها الذين آمنوااتقواالله وابتغوا إليه الوسيلة
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
Suat Al-Isra', 57:
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
2. Wasilah dalam berdoa sebetulnya sudah diperintahkan sejak jaman sebelum Nabi Muhammad SAW. QS 12:97 mengkisahkan saudara-saudara Nabi Yusuf AS yang memohon ampunan kepada Allah SWT melalui perantara ayahandanya yang juga Nabi dan Rasul, yakni N. Ya'qub AS. Dan beliau sebagai Nabi sekaligus ayah ternyata tidak menolak permintaan ini, bahkan menyanggupi untuk memintakan ampunan untuk putera-puteranya (QS 12:98).
3. Umar bin Khottob pernah berdoa ketika terjadi paceklik dengan bertawassul dengan Abbas bin Abdul Muttolib
Semester
II
BAB XI
MABADI KHOIRO UMMAH
A. Pengertian mabadi khoiro Ummah
Mabadi Khoiro Ummah adalah gerakan pembentukan identitas dan karakter warga Nahdlotul Ulama’ melalui penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip dasar. Atau dengan kata lain mabadi khoiro ummah adalah prinsip dasar untuk membentuk umat tebaik.
B. Perumusan mabadi khoiro ummah
Mabadi khoiro ummah pertama kali dirumuskan setelah konggres HBNU(PBNU) ke XIII tahun 1935 bersamaan dengan gerakan pembangunan ekonomi.
Penanaman mabadi khoiro umah ini melalui berbagai forum khususnya melalui lailatul ijtima, gerakan ini pernah berhenti pada waktu terjadinya PD II dan NU menjadi partai politik.
Pada waktu munas alim ulama tahun 1992 dilampung dirumuskan kembali mabadi khoiro ummah.
C. Isi dan kandungan Mabadi khoiro ummah
1. As Shidqu artinya kejujuran
2. Al amanah wal wafa bil ahdi artinya dapat dipercaya dan menepati janji
3. Al ‘Adalah artinya bersikap adil
4. At ta’awun artinya tolong menolong
5. Al Istiqomah artinya keajegan , kesinaambungan dan berkelanjutan.
BAB XII
PENERAPAN MABADI KHOIRO UMMAH
Nilai–nilai yang terkandung dalam mabadi khoiro ummah harus bisa dijadikan pedoman dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapannya harus dibrntul dalam sebuah wadah dan dimulai sejak dini. Dan para pemimpin pengasuh dan pembimbi,mbing harus menjadi contoh dan tauladan bagi seluruh kelompok masyarakat.
BAB XIII
SYAHSIYAH NAHDLIYAH
Yaitu kepribadian yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran NU.
1. Prilku Keagamaan
a. Bidang akidah
1) Keseimbangan atara penggunaan dalil aqli dan dalil naqli serta menjaga kemurnian ajaran agama Islam
2) Dalam memahami konsep takdir mengambil jalan tengah
b. Bidang Syariah
1) Selalu berpegang teguh ajaran al Qur’an hadis
2) Menjalankan dengan sungguh tanpa ragu semua yang sudah ada dalil qoth’i
3) Mentolelir perbedaan pendapat tentang masalah furu’iyah
c. Bidang Ahlak atau tasawwuf
1) Tasawuf adalah intisari ajaran islam untuk meraih hakikat kebenaran. Tasawuf dan syariah tidak dapat dipisahkan.
2) Inti ajaran tasawuf adalah pensucian hati serta pembentukan mental pengabdian hanya kepada Allah
2. Prilaku social
a. Menjunjung tinggi nilai agama islam
b. Mendahulukan kepentiingan bersama diatas kepentingan pribadi
c. Ihlas dalam berhidmat
d. Menjaga persaudaraan dan persatuan
e. Menjunjung tinggi kejujuran
f. Setia pada agama
g. Bekerja adalah bagian dari ibadah
h. Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan
i. Menyesuaikan dengan stiap perubahan yang bermanfaat
j. Memacu perkembamgan masyarakat
3. Prilaku politik
a. Demokratis
b. Konstitusional
c. Taat hokum
d. Mngembangkan musyawarah
e. Humanisme religius
f. Terbuka dalam pergaulan lintas agama
4. Prilaku budaya
Sikap waraga NU dalam menyikapi berbagai macam budaya adalah :
a. Proporsional - normative
b. Obyektif - selektif
c. Adaptif - akomodatif
d. Elastis
5. Prilaku sebagai warga NU
a. Ats tsiqotu bi NU artinta setia pada NU
b. Al ma’rifah wal istiqon bi NU artinya belajar bersam NU
c. Al amal bi ta’limi NU artinya melaksanakan tuntutan NU
d. Al jihad fi sabili NU artinya memperjuangkan NU
e. Ash Shobru fi sabili NU artinya sabar sebagai warga NU
BAB XIV
PENGAMALAN AS SYAHSIYAH AN NAHDLIYAH
Sebagai warga NU kita harus menunjukkan prilaku yang menjadi ciri khas pribadinya. Penerapan prilaku harus diwujudkan dalam pembiasaan dan dalam kehidupan sehari-hari
BAB XV
SHOLAWAT KEPADA NABI MUHAMMAD SAW
A. Pengertian dan fadilah sholawat
Menurut bahasa sholawat artinya doa. Menurut istilah solawat adalah mengagungkan nama nabi Muhammad serta berdoa agar rohmat selalu tercurah pada Nabi SAW.
Menurut Imam syafi’I membaca sholawat dalam sholat hukumnya wajib dan membaca diluar sholat hukumnya sunnah.
B. Media dan Jenis-jenis Bacaan Sholawat
Membaca sholawat bisa melalui kegiatan dibaan yaitu membaca litab mailidud diba’i atau barjanzen.
Dan dikalangan waraga NU dikenal berbagai macam sholawat seperti sholawat nariyah sholawat ibrahimiyah, sholawat munjiyat, sholawat faith sholawat badar, sholawat tibbil qulub, dll.